Saturday, December 4, 2010
Doa : sembuh dari penyakit
buatmu ukhti..
Friday, December 3, 2010
usrah
Wednesday, December 1, 2010
kutitip surat ini untukmu
Assalamu’alaikum,
Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…
Wahai anakku,
Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…
Wahai anakku!
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.
Wahai anakku!
25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…
Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.
Aku mengandungmu, wahai anakku!
Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.
Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.
Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.
Wahai anakku…
telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.
Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!
Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.
Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.
Semakin dekat hari perkimpoianmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.
Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkimpoian itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.
Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.
Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.
Anakku…
ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.
Dan Ibu memohon kepadamu, Nak!
Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!
Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.
Anakku,
telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.
Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!?
Mana balasan baikmu!
Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!
Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku.
Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?
Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu . Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!
Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.
Wahai anakku!!
Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.
Wahai anakku!
Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi.
Anakku…
Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!
Wahai anakku,
ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)
Anakku.
Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.
Akan tetapi, anakku!
Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)
Wahai anakku!!
Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.
Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?
Anakku,
yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia,wahai Rasulullah?, Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)
Anakku…
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.
Bangunlah Nak!
Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal… “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.
Wahai anakku,
bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.
Wassalam,
Ibumu
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat
‘Kutitip Surat Ini Untukmu’
karya Ustadz Armen Halim Naro, Lc
Friday, November 12, 2010
Dunia Taghut !
Daerah itu tidak pernah hilang dari fikiran ku, apatah lagi rasa hati yang tidak pernah aman saat aku berjauhan dengan daerah yang sekangkang kera itu. Saat insan lain mengatakan daerah itu tidak punya apa-apa. Aku hanya mampu menyerahkan segalanya pada yang Esa. Usahaku kerana Allah semata.
Mutarabbiku, engkaulah pewaris dakwah ini. Hanya engkau yang mampu ku usahakan untuk daerah itu..selamat berjuang wahai mutarabbiku. Allah always be with you! Uhibbuki fillah !! Moga tsabat dijalan ini !
Kini aku berada di daerah baru. Daerah yang mungkin sekali sukar bagiku untuk bergerak ke sana dan ke mari, ini semua dek kerana tempangnya aku ( baca: tiada lesen memandu) . Alam ku kini juga mengalami transformasi ke dunia baru. ‘Dunia taghut! ’ . Ya ! inilah duniaku.. medan dakwahku. Sungguhpun aku masih di himpit sistem taghut Teringat kata-kata seorang staff berkenaan seorang pegawai atasan yang sering menunaikan solat dhuha. Kamu tahu apa bicara mereka ??
“ kerajaan tak bayar kita untuk solat ! Asyik-asyik solat!! ”
Hatiku hanya mampu beristighfar saat medengar kata-katanya. Astaghfirullah hal a’zim. Inilah yang berlaku bila mana taghut yang memerintah dunia. Ingin saja aku mencantas kata-kata mereka. Namun, aku diamkan sahaja dek kerana lemahnya imanku saat itu. Hilang yakinku untuk berhujah.Tidak mampu berkata-kata dan terusan mendengar ghibbah penambah dosa.
Aku berazam untuk menghapuskan sistem taghut ini di daerah baru. Apatah lagi jahiliah itu tidak pernah kenal erti rehat. Kufar ligat memikir cara terbaik menghapuskan islam . dan kita ?? masih lagi leka dek dunia. Masih bodoh memkirkan hal remeh temeh. Hanya segelintir daripada kita yang aktif memikirkan cara membangkitkan kembali islam sebenar. Bukan sekadar berfikir malah bertindak pantas melaksanakannya dengan penuh himmah. Kini, staff-staff disekeliling menjadi mad’u ku. Pegawai atasan juga menjadi perhatianku. Mataku seringkali terfokus kepada seorang Pegawai atasan yang beruban dan berjanggut tipis. Sesekali hatiku memberontak saat melihat kelibatnya.
“ Doktor ! bebaskan aku ! Apa kau sanggup melihat aku berpakaian sedemikian rupa ? bebaskan aku ! Dimana sensivitimu terhadap islam? Ummah ? Aku melihat kamu beribadah sepanjang masa. Bagaimana dengan dakwah ?? cukupkah ia sebagai bekalanmu kelak ?? ”
Hati da’i mana yang tidak sedih melihat ummah dalam kejahilan.
Tuhan, maafkan diriku. Seringkali menganggap insan yang beruban dan berjanggut tipis itu ibarat pejuang di jalan-Mu. Entah dari mana aku rasakan aura itu. Dirinya seakan memahamiku. Namun, jauh sekali untuk menghapuskan sistem taghut ini. Mungkin sekali dia sedang berusaha dalam diamnya, mungkin sekali dia punya method sendiri untuk berdakwah dan berhujah , mungkin sekali dia sudah meninggalkan dakwahmu, mungkin juga telah hilang rasa mampu untuk berdakwah dan hanya menjadi ketua ibadah. Lihatkan kebenaran ini Tuhan! Aku adalah da’iyah.. izinkan dia mengenali diriku sebenar Tuhan. Tuhan, bukankah dia antara insan yang mampu untuk meminda segala sistem di daerah ini ? Tunjukkan jalan kebenaran ini padanya Tuhanku. Ku serahkan segalanya padamu Tuhan..
Tuhan, jauhkan aku dari sebrang buruk sangka dan rasa ingin memberontak. Aku hanya ingin bebas dari taghut..
Aduh! Maafkan aku ya pembaca sekalian. Aku tidak sengaja meluah perasaan. Aku ingin berbicara tentang sesuatu yang aku sendiri keliru. Mohon kerjasama kalian untuk menapis segala penyampaian ku.
Sedihku jauh dari-Mu
Sedih hatiku melihat jahiliah memenuhi setiap ruang yang ada. Sesekali aku terpaksa akur dengan perintah taghut. Aku terpaksa tunduk kepada manusia hina. Ini realiti ! orang islam yang kebanyakannya berjiwa taghut! Bicara mereka dusta belaka.
Siapa yang bersalah saat aku tak berdaya menegakkan al-haq ?? Tiada guna menyalahkan orang lain biarpun mereka yang sememangnya harusku salahkan dek kerana keengganan mereka untuk menegakkan al-haq telah membawaku pergi bersama kemalasan dan arahan jahil mereka. Semakin hari.. aku semakin jauh dari Tuhanku.
Sedikit demi sedikit aku mulai hilang pertimbangan, aku keliru dalam mengatur urusan. Jadual harianku kian berubah, solatku kerap kali tertunda, qiamku apatah lagi.
Laki-laki di sini bicaranya seringkali blue-blue(baca : lucah) . kadangkala aku tersentap dengan ayat-ayat yang digunakan.Beberapa hari yang lepas,aku ditugaskan untuk belajar cara mengambil darah. Ketika di lokasi pengambilan sampel darah..yang diketuai oleh seorang pegawai (lelaki ), aku dan beberapa orang pembantu yang juga lelaki.
“ boss ! kitorang nk ambik darah kat sini.. kalau boleh.., dengan ‘dara’ skali kitorang nak ambik .” kata seorang lelaki yang bersama denganku . Benar-benar disebelahku!
Aku terkejut. Kerap kali rasa ingin menangis. Aku sedih. Hatiku semakin sesak dan sebak. Jantungku berdegup kencang. Takut yang dirasai membuatkan aku hilang fokus terhadap urusan ku .Hari semakin kelam. Aku mulai rasa tidak selamat bersama dengan mereka. Bila mana perasaanku mulai haru-biru , sepantas cahaya aku kembali mengingati Allah yang Esa. Hanya Allah bisa menyelamatkan aku. Teringat kembali pesanan Murabbiahku ,
“ Dik, awak kena pandai jaga diri..”
Keingkaran dan mungkar yang mereka lakukan benar-benar membuatkan aku merasa dosa. Jiwaku meronta mencari aman. Dan rasa ini telah menimbulkan rasa ingin sekali bersama-Nya. Ingin sekali bersama akhwat yang seringkali mengingatkan aku pada-Nya. Aku ingin bersama-Mu Tuhan …
Izinkan aku merasai nikmat yang telah hilang itu Tuhan (T.T)
Aku yang bersalah bila mana taghut ligat menghancurkan islam.
Fahamilah aku
Buatmu akhwat yang mengenali diriku.. ketahuilah bahawa bukan inginku berpakaian kurang enak. Mahu tidak mahu. Aku terpaksa akur dengan peraturan ini! Aku benci begini! Namun, inilah yang membuatkan aku bertambah erat dengan Allah. Tawakalku hanya pada Allah, bicaraku hanyalah dakwah, aku berhati-hati dengan setiap tindak tandukku. Kerana dakwah aku di sini. Aku ingin mereka ( lelaki blue-blue) itu melihat aku sebagai muslimah biarpun pakaianku benar-benar hodoh ( baca : tidak mengikut syariat ) .
Moga Allah hapuskan segala penilaian taghut itu!
Don’t judge a book by its cover!!
Akhwatku, bersihkan fikiranmu.. bersihkan segala sangkaan mu.. fahamilah aku.
*p/s : Maaf lama x update. Saya sendiri sudah sukar untuk blogging etc memandangkan saya sudah tidak punya keupayaan untuk online ditambah pula beban kerja yang memerlukan saya bersedia 24jam X 7 hari . Syukur Allah masih ada untuk saya hubungi. Online dengan Tuhan ! J
Sunday, September 12, 2010
Ikhwan vs Akhwat
Kata Akhwat saudara seiman sang Ikhwan
Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Murabbi atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn..
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir..
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir..
Leher saudaranya mau dipelintir!
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Malah nyari Aminah..
Aminah dapet, terus Walimah..
Dakwah pun hilang di hutan antah berantah..
Dakwah yang dulu kemanakah?
Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah..
Duh duh… Amanah Aminah..
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama Aminah..
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat..
Dicari yang mengkilat..
Kalo udah dapet ya tinggal sikat..
Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat..
“Assalammu’alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?”
Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..
Akhwatnya terpikat..
Mau juga ditraktir secara cepat..
Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat…
yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT!
Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..
badan goyang-goyang kayak ulat..
Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..
Kasusnya sih kebanyakan yang ‘gulat’..
Zina pun menjadi hal yang nikmat..
Udah pasti dapet laknat..
Duh.. maksiat.. maksiat…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Ilmu nggak seberapa hebat..
Udah mengatai Ustadz..
Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..
Baca qur’an tajwid masih perlu banyak ralat..
Lho kok udah berani nuduh ustadz..
Semoga tuh otaknya dikasih sehat..
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Status facebook tiap menit ganti..
Isinya tentang isi hati..
Buka-bukaan ngincer si wati..
Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..
Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..
Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..
Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..
Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut kebingungan..
Oh kasihan.. Mendingan cacingan..
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..
Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakain dauroh alasannya segudang..
Semangat cuma pas diajak ke warung padang..
Atau maen game bola sampe begadang..
Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..
Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..
Duh.. berdendang…
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah..
Hidup sekarang jadinya agak mewah..
Hidup mewah emang sah..
Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?
Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..
Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..
Murabbi ikhlas dibikin melongo..
Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..
Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..
Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..
Oh noo…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Akhi… banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..
Dimanapun harokahnya…
Akhi.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm… Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..
Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan… karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..
Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…
Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan….. dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan… tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi.. yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya.. maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah… ilmu yang kau jadikan ia menjadi…
Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..
Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama…?
Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..
Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
“Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu… Kuatkanlah ikatan kami…”
“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”
“Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.”
“Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”
“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.”
Aamiin Allahumma aamiin.
~~~
Tulisan ini diperuntukkan untuk yang merasa.. sama sepertiku yang juga merasa… Semoga dikuatkan.. Amiieenn…
Depok, 18 Maret 2010
Muhammad Maula Nurudin Al-haq
*Doa Rabithah di atas silahkan ditanggapi jika ada yang mau menanggapi..
Wallahu A’lam…
Sumber : Note FB Akhwat
…Kata ikhwan saudara seiman sang akhwat…
Dikasih amanah malah melarikan diri..
Diajak syuro bilang ada ijin syar’i..
Afwan ane ada agenda syar’i.. Afwan lagi nguleg sambel trasi..
Disuruh ikut aksi, malah pergi naik taksi..
Sambil lambai-lambai, bilang dadaaah…yuk mari…..
Terus dakwah gimana? Diakhiri???
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Sekilas gayanya sih haroki berlagak Izzis..
Tapi hati kok Seismic? Sungguh ironis…
Mendayu-dayu kaya’ film romantis..
Kesehariannya malah jadi narsis..
Jauh dari kamera jadi dikira ge eksis..
Hati-hati kalo ditolak, bikin dramatis..
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Dikit-dikit SMS ikhwan dengan alasan dapet gratisan
Rencana awal cuma kasih info kajian
Lama-lama nanya kabar harian.. wah, investigasi beneran!
Bisa-bisa dikira pacaran!
Sampai kepikiran dijadikan pasangan…
Ga’ usah ngaco-ngaco gitu deh kawan!
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Abis nonton film palestina semangat empat lima..
Eh pas disuruh jadi coach, pergi lenyap kemana??
Semangat jadi pendukung luar biasa..
Tapi nggak siap jadi yang pelakunya.. yang diartikan sama dengan nelangsa..
Yah…bikin kecewa…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Ngumpet-ngumpet berduaan..
Eh, awas lho yang ketiga setan…
Trus, dikit-dikit aleman minta dibeliin jajan..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma pandang-pandangan tapi bermesraan..
Wah, kaya’ film india aja gan!
Kalo ketemu Musyrifah atau binaan?
Mau taruh di mana tuh muka yang kemerah-merahan?
Oh malunya sama Musyrifah atau binaan?
Sama Allah? Buang aja ke lautan..
Yang penting mah bisa sayang-sayangan…
Na’udzubillah tenan…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Sedekah dikira buang duit. .
Katanya sih biar ngirit, tapi kok shoping tiap menit??
Langsung sengit kalo dibilang pelit…
Mendingan buat dzikir komat-kamit…
Malah keluar kata-kata nyelekit…
Aduh…bikin hati sodaranya sakit…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Tapi buat berburu ikhwan yang wah gitu dah ..
Pujaan dapet, terus walimah..
Dakwah pun say goodbye dadaaah..
Dakwah yang dulu benar-benar ditinggalkah?
Dakwah kawin lari.. karena kebelet nikah..
Duh duh… amanah..amanah…
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama ikhwan yang wah..
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Buka facebook liatin foto ikhwan..
Dicari yang jenggotan..
Kalo udah dapet trus telpon-telponan..
Tebar pesona akhwat padahal tampang pas-pasan..
“Assalammu’alaykum akhi, salam ukhuwah.. udah kerja? Suka bakwan?”
Disambut baik sama akhi, mulai berpikir untuk dikasih bakwan ..
Ikhwannya meng-iya-kan..
Mau-mau aja dibeliin bakwan..
Asik, ngirit uang kost dan uang makan…
Langsung deh siapin acara buat walimahan!
Prinsipnya yang dulu dikemanakan???
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Ilmu cuma sedikit ajah..
Udah mengatai Ustadzah..
Nyadar diri woi lu tuh cuma kelas bawah..
Baca qur’an tajwid masih salah-salah..
Lho kok udah berani nuduh ustadzah..
Semoga tuh cepet-cepet dikasih hidayah…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Status facebook tiap menit beda..
Isinya tentang curahan hatinya..
Nunjukkin diri kalau lagi sengsara..
Minta komen buat dikuatin biar ga’ nambah nelangsa..
Duh duh.. status kok bikin putus asa..
Dikemanakan materi yang dikasih ustadzah baru saja?
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Ngeliat akhwat-akhwat yang lain deket banget sama ikhwan, jadi pengen ikutan..
Hidup jadi suram seperti di padang gersang yang penuh godaan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut pusing beneran…
Oh kasihan.. Mendingan jerawatan…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak artis metropolitan..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi kelam tak berbintang bahkan diguyur hujan..
Mau jadi putih nggak kuat untuk bertahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan caci makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi artis metropolitan..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Diajakain dauroh alasannya segunung…
Kalo disuruh shopping tancap gas langsung…
Hatipun tetap cerah walaupun mendung
Maklum banyak ikhwan sliweran yang bikin berdetak cepat nih jantung..
Kalo pas tilawah malah terkatung-katung…
Duh.. bingung…bingung…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Bangga disebut akhwat.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering gosip ngomongin sesamalah…
Wah… wah… ghibah… ghibah…
Eh, malah timbul fitnah…
Segera ber-istighfar lah…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhinya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah…
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Nggak punya duit Halaqah males datang..
Nggak ada motor yaa…misi halaqah dibuang…
Musyrifah ikhlas, hati malah senang…
Binaan juga nggak ada satupun yang mau datang..
Jenguk binaan malah pada pergi malang melintang…
Oh…kasiyan… Mau ngapain sekarang???
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Mentang-mentang jadi Kaderisasi….
Sibuk kritik sana sini…..
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Kalau rapat datangnya jam 6….
tapi sayang, pulangnya sering malam…..
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Gak niat lagi smsan malam malam…..
eh tau2nya online sampai tengah malam….
Jadi Akhwat jangan Sok Kuat…
Yok Akhwat saatnya tobat…..
Buat Para Akhwat agar bisa dijadikan Pelajaran….
Karena jangan sering buat tulisan….
tapi hanya untuk nyinggung ikhwan……
Sumber : Note FB Ikhwan
____________________________________________________________
pendapat saya : hahaha :) muhasabah diri !
apa pendapat pembaca ye? huhu
____________________________________________________________
source : http://fsthevanie.wordpress.com/2010/05/10/saling-mengingatkan/
Saturday, September 11, 2010
graphic : salam aidilfitri
Thursday, September 2, 2010
Kerana Kasihkan Umatnya...
Dari Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas r.a, bapa saudara Rasulullah s.a.w, dari Rasulullah s.a.w telah bersabda, yang bermaksud:
Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.
Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad s.a.w. Jibril a.s akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.
Jibril a.s akan menyeru:
Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad s.a.w?
Bumi akan berkata:
Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku. Aku tidak tahu di mana kubur Muhammad s.a.w.
Rasulullah s.a.w bersabda:
Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad s.a.w ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.
Israfil bersuara:
Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!
Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah s.a.w berdiri, Baginda s.a.w telah membuang tanah di atas kepala dan janggut Baginda s.a.w. Baginda s.a.w melihat kanan dan kiri. Baginda s.a.w dapati, tiada lagi bangunan. Baginda s.a.w menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Jibril a.s berkata kepadanya:
Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Taala di tempat yang luas.
Baginda s.a.w bertanya:
Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?
Jibril a.s menjawab:
Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah Taala.
Baginda s.a.w bersabda:
Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!
Jibril a.s berkata:
Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?
Baginda s.a.w bersabda:
Bukan seperti itu pertanyaanku.
Jibril a.s berkata:
Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?
Baginda s.a.w bersabda:
Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?
Jibril a.s berkata:
Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia sebelummu?
Baginda s.a.w bersabda:
Nescaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.
Jibril a.s berkata kepada Baginda s.a.w:
Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad s.a.w dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!
Jibril a.s datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad s.a.w. Buraq cuba meronta-ronta.
Jibril a.s berkata kepadanya:
Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala? Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?
Buraq berkata:
Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah Taala akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.
Baginda s.a.w bersabda kepada Buraq:
Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, nescaya aku memberi syafaat kepadamu.
Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan Baginda s.a.w menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi Muhammad s.a.w berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih.
Israfil a.s menyeru:
Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa.
Roh-roh telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Daripadanya, terbinalah tulang-tulang. Urat-urat memanjang. Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebahagian mereka akan kekal ke atas sebahagian tubuh tanpa roh.
Allah Taala berfirman:
Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur. Sebahagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebahagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan derita.
Israfil a.s menjerit:
Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan semesta alam.
Allah Taala berfirman:
Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!
Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah Taala, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia, masing-masing melihat. Nabi s.a.w duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi Muhammad s.a.w merupakan satu umat (kumpulan). Baginda s.a.w berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan.
Jibril a.s menyeru:
Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Taala.
Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan.
Setiap kali Nabi Muhammad s.a.w berjumpa satu umat, Baginda s.a.w akan bertanya:
Di mana umatku?
Jibril a.s berkata:
Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.
Apabila Nabi Isa a.s datang, Jibril a.s menyeru:
Tempatmu!
Maka Nabi Isa a.s dan Jibril a.s menangis.
Nabi Muhammad s.a.w berkata:
Mengapa kamu berdua menangis.
Jibril a.s berkata:
Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?
Nabi Muhammad bertanya:
Di mana umatku?
Jibril a.s berkata:
Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.
Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad s.a.w menangis lalu bertanya:
Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?
Jibril a.s berkata:
Lihatlah mereka wahai Muhammad s.a.w!
Apabila Nabi Muhammad s.a.w melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat kepada Baginda s.a.w dengan apa yang telah Allah Taala muliakannya. Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan Baginda s.a.w. Baginda s.a.w juga gembira terhadap mereka. Nabi Muhammad s.a.w bertemu umatnya yang berdosa.
Diberitakan, ada semacam 12 barisan manusia di Padang Masyar kelak, yang masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri.
Barisan pertama, diiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki.
Mereka itu ialah orang yang ketika hidupnya menyakiti hati orang lain.
Barisan ke-2, diiring dari kubur berbentuk babi hutan.
Mereka itu ialah orang yang ketikahidupnya meringankan solat.
Barisan ke-3, diiring dari kubur berbentuk keldai,perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking.
Mereka ialah orang yang enggan membayar zakat.
Barisan ke-4, diiring dari kubur dengankeadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka.
Mereka ialah orang yang berdusta dalam jual beli.
Barisan ke-5, diiring dari kubur dengan bau busuk.
Mereka itu ialah orang yang menyembunyikan perlakuan maksiat takut diketahui manusia, tetapi tidak pula takut kepada Allah.
Barisan ke-6, diiring dari kubur dengan kepalamereka terputus dari badan.
Mereka ialah orang yang menjadi saksi palsu.
Barisan ke-7, diiring dari kubur tanpa mempunyai lidah, tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah.
Mereka ialah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, termasuk dua kalimah syahadah.
Barisan ke-8, diiring dari kubur dalam keadaanterbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas.
Mereka ialah orang yang berzina.
Barisan ke-9, diiring dari kubur dengan wajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh.
Mereka ialah orang yang makan harta anak yatim dengan cara haram.
Barisan ke-10, diiring dari kubur mereka dalamkeadaan tubuh mereka penuh sopak dan kusta.
Mereka ialah orang yang derhaka kepada kedua ibu bapa.
Barisan ke-11, diiring dari kubur mereka denganberkeadaan buta, gigi memanjang seperti tanduklembu jantan, bibir melebar sampai ke dada dan lidah terjulur memanjang sampai ke perut sertakeluar beraneka kotoran.
Mereka ialah orang yang minum arak.
Barisan ke-12, mereka diiring dari kubur denganwajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama.
Mereka melalui titian sirat seperti kilat.
Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru:
Wahai Muhammad!
Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka.
Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
Wahai umatku!
Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Taala seruan yang menyeru:
Di mana Jibril?
Jibril a.s berkata:
Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.
Allah Taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi:
Di mana umat Muhammad s.a.w?
Jibril a.s berkata:
Mereka adalah sebaik umat.
Allah Taala berfirman:
Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad s.a.w bahawa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu.
Jibril a.s kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata:
Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah Taala.
Nabi Muhammad s.a.w berpaling ke arah umatnya lalu berkata:
Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala.
Orang-orang yang berdosa menangis kerana terkejut dan takut akan azab Allah Taala. Nabi Muhammad s.a.w memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin ternakannya menuju di hadapan Allah Taala.
Allah Taala berfirman:
Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!
Hamba-hamba Allah Taala terdiam.
Allah Taala berfirman:
Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab sesiapa yang menderhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!
Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka.
Jibril berkata:
Wahai Malik! Allah Taala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.
Malik bertanya:
Apakah hari ini?
Jibril menjawab:
Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.
Malik berkata:
Wahai Jibril! Adakah Allah Taala telah mengumpulkan makhluk?
Jibril menjawab:
Ya!
Malik bertanya:
Di mana Muhammad dan umatnya?
Jibril berkata:
Di hadapan Allah Taala!
Malik bertanya lagi:
Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?
Jibril berkata:
Aku tidak tahu!
Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan. Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis). Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Kanak-kanak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya mula mencampakkan anak mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk. Rasulullah s.a.w terus membela umatnya.
Di Padang Mahsyar, orang yang mula-mula berusaha ialah Nabi Ibrahim a.s.
Baginda bergantung dengan asap Arasy yang naik lalu menyeru:
TuhanKu dan Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.
Allah Taala berfirman:
Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya.
Nabi Musa a.s datang. Baginda bergantung dengan asap Arasy yang naik lalu menyeru:
KalamMu. Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!
Isa a.s datang di dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan Arasy lalu menyeru:
Tuhanku, Penguasaku, Penciptaku! Isa roh Allah. Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!
Suara jeritan dan tangisan semakin kuat.
Nabi Muhammad s.a.w menyeru:
Tuhanku, Penguasaku, Penghuluku! Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dariMu!
Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru:
Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?
Neraka pula berseru:
Wahai Tuhanku, Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari seksaannya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyeksaan.
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arasy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Taala berfirman:
Di mana matahari?
Maka, matahari dibawa mengadap Allah Taala. Ia berhenti di hadapan Allah Taala.
Allah Taala berfirman kepadanya:
Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?
Matahari menjawab:
Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?
Allah Taala berfirman:
Aku percaya!
Allah Taala telah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali ganda. Ia telah dihampirkan dengan kepala makhluk. Peluh manusia bertitik dan sehingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggelegak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit. Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat. Nabi Muhammad s.a.w lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sekali, Baginda s.a.w sujud di hadapan Arasy dan sekali lagi, Baginda s.a.w rukuk untuk memberi syafaat bagi umatnya. Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya.
Menurut riwayat, diberitakan terdapat 7 golongan manusia yang berada di bawah naungan Arasy Allah pada Hari Kiamat. Mereka akan terhindar dari terik panas matahari ketika di Padang Masyar. Merekalah golongan yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat kerana memiliki salah satu daripada 7 sifat tersebut:
- Imam (pemimpin) yang adil.
- Pemuda yang taat kepada Allah sejak kecil.
- Lelaki yang terpaut hatinya dengan masjid (solat berjemaah 5 waktu di masjid)
- Dua orang yang saling kasih-mengasihi kerana Allah.
- Lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan cantik, lalu ia berkata: “Aku takut kepada Allah”.
- Orang yang bersedekah secara sembunyi sehingga tidak mengetahui tangan kirinya apa yang diberi oleh tangan kanannya.
- Orang yang bermunajat kepada Allah sambil menggelinangkan air matanya.
Mereka berkata:
Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah Taala ini begitu mengambil berat hal keadaan umatnya.
Daripada Thabit Al-Bani, daripada Usman Am Nahari berkata: Pada suatu hari, Nabi s.a.w menemui Fatimah Az-Zahara' r.a. Baginda s.a.w dapati, dia sedang menangis.
Baginda s.a.w bersabda:
Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?
Fatimah menjawab:
Aku teringat akan firman Allah Taala: Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.
Lalu Baginda s.a.w pun menangis. Baginda s.a.w bersabda:
Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.
Fatimah r.a berkata:
Wahai bapaku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki
Baginda s.a.w menjawab:
Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar firman Allah Taala: Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia. (Abasa: 37)
Fatimah r.a bertanya:
Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?
Baginda s.a.w menjawab:
Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku.
Fatimah r.a. bertanya lagi:
Sekiranya aku dapati kamu tiada di telaga?
Baginda s.a.w bersabda:
Kamu akan menjumpaiku di atas Sirat sambil dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: Amiin.
Ketika itu juga, terdengar seruan dari arah Allah Taala lalu berfirman:
Nescaya akan mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah (berkumpul mengikut apa yang disembah).
Setiap umat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang. Apabila seruan dari tengah Arasy kedengaran, maka manusia yang menyembahNya datang beriring.
Sebahagian daripada orang yang berdiri di situ berkata:
Kami adalah umat Muhammad s.a.w!
Allah Taala berfirman kepada mereka:
Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?
Mereka berkata:
Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya.
Mereka ditanya lagi:
Kami mengenali Tuhan kamu?
Mereka menjawab:
Maha Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya.
Apabila ahli neraka dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad s.a.w mendengar bunyi pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela mereka.
Mereka berkata:
Marilah kita pergi meminta syafaat kepada Muhammad s.a.w!
Di Padang Masyar, manusia berpecah kepada tiga kumpulan:
- Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
- Kumpulan pemuda.
- Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
Mimbar para Nabi didirikan di atas kawasan lapang ketika kiamat. Mereka semua berminat terhadap mimbar Nabi Muhammad s.a.w. Mimbar Nabi Muhammad s.a.w terletak berhampiran dengan tempat berlaku kiamat. Ia juga merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cantik.
Nabi Adam a.s dan isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi s.a.w. Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata:
Wahai Adam! Ramai dari zuriatmu dari umat Muhammad s.a.w serta cantik wajah mereka.
Mereka menyeru:
Di mana Muhammad?
Mereka berkata:
Kami adalah umat Muhammad s.a.w. Semua umat telah mengiringi apa yang mereka sembah. Hanya tinggal kami sahaja. Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Oleh itu tolonglah kami agar memohon kepada Allah Taala untuk menghisab kami dengan segera! Sama ada kami akan pergi ke syurga atau neraka.
Nabi Adam a.s berkata:
Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Taala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya kerana lalai.
Mereka pergi berjumpa Nabi Nuh a.s yang telah berumur, umur yang panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila Nabi Nuh a.s melihat mereka, Baginda berdiri.
Pengikut (umat Nabi Muhammad s.a.w) berkata:
Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutuskan kami dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka.
Nabi Nuh a.s berkata:
Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!
Nabi Ibrahim a.s berkata:
Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak tiga pembohongan di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa a.s! Mintalah pertolongan darinya!
Nabi Musa a.s berkata:
Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemahuanku sendiri. Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya. Aku terperanjat kerana menyakitinya lalu menumbuk lelaki tersebut. Ia jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu berjumpa Isa a.s!
Mereka pergi berjumpa Nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkata:
Sesungguhnya Allah Taala telah melaknat orang-orang Kristian. Mereka telah mengambil aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Taala. Hari ini, aku malu untuk bertanya kepadaNya mengenai ibuku Mariam.
Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra' sedang duduk. Ketika Mariam melihat umat Nabi Muhammad s.a.w dia berkata:
Ini umat Nabi Muhammad s.a.w. Mereka telah sesat dari Nabi mereka.
Suara Mariam, telah didengari oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Nabi Adam a.s. berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w:
Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaat kepada Allah Taala.
Nabi Muhammad s.a.w menjerit dari atas mimbar lalu bersabda:
Marilah kepadaku, wahai umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada Allah Taala untukmu!
Umat Nabi Muhammad s.a.w berkumpul di sisinya.
Terdengar suara seruan:
Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhanmu!
Nabi Adam a.s berkata:
Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta kepadaku.
Nabi Adam a.s pergi menemui Allah Taala.
Allah Taala berfirman kepadanya:
Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!
Nabi Adam a.s bertanya: Berapa ramai untukku kirimkan?
Allah Taala berfirman: Setiap 1000 lelaki kamu hantarkan 1 orang ke syurga, 999 orang ke neraka.
Allah Taala berfirman lagi:
Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu, Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu. Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.
Nabi Adam a.s berkata:
Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama bagi menghisab berbanding aku. Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib!
Menurut riwayat, ada tiga buah Mahkamah di Padang Masyar:
Mahkamah 1
Mahkamah ini untuk orang kafir. Di sini dihitung segala kesalahan dan dibincangkan jenis-jenis azab untuk orang kafir. Hukuman yang paling ringan adalah diseksa dengan dipakaikan terompah daripada neraka, sehingga kepala pun mendidih.
Mahkamah 2
Mahkamah kedua pula adalah untuk orang Islam yang berdosa dengan mahkluk. Siapa yang menyakiti orang lain semasa hidup, akan diadili disini. Buat baik sebesar zarah Allah akan balas, buat jahat sebesar zarah pun akan dibalas.
Mahkamah 3
Mahkamah ketiga adalah orang yang berdosa dengan Allah sahaja. Diberitakan tiga golongan dari ummat Muhammad s.a.w yang akan dihisab pada awal pengadilan ialah orang kaya yang dermawan, pembaca al-Quran, dan ahli jihad. Tapi disebabkan amal mereka tidak ikhlas, yakni desebabkan ingin digelar dermawan, Qari dan pejuang berani mati, maka mereka akan dicampak ke dalam neraka.
Setelah selesai dihisab, umat Muhammad s.a.w diseru meniti Sirat.
Allah Taala menyeru:
Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di atas Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan.
Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka).
Dia menyeru:
Wahai Muhammad! Sesiapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan dari Allah Taala, maka dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!
Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada malaikat Malik:
Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar apabila melihatmu.
Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad s.a.w. Umat Nabi Muhammad s.a.w telah dipecahkan kepada 10 kumpulan.
Nabi Muhammad s.a.w mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya:
Ikutlah aku wahai umatku di atas Sirat ini!
Kumpulan pertama berjaya melintasi seperti kilat yang memancar.
Kumpulan ke-2 melintasi seperti angin yang kencang.
Kumpulan ke-3 melintasi seperti kuda baik yang berlari.
Kumpulan ke-4 melintasi seperti burung yang pantas.
Kumpulan ke-5 melintas dengan berlari.
Kumpulan ke-6 melintas dalam keadaan berjalan.
Kumpulan ke-7 berdiri dan duduk kerana mereka dahaga dan penat disebabkan dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka.
Nabi Muhammad s.a.w berhenti di atas Sirat. Setiap kali, Baginda s.a.w melihat seorang dari umatnya bergayut di atas Sirat, Baginda s.a.w akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.
Kumpulan ke-8 menarik muka-muka mereka dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka.
Bagi yang buruk, mereka akan menyeru:
Wahai Muhammad s.a.w!
Nabi Muhammad s.a.w berkata:
Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka!
Kumpulan ke-9 dan ke-10 tertinggal di atas Sirat. Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang.
Dikatakan bahawa, di pintu syurga, ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira melainkan Allah Taala sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada kanak-kanak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi ibu dan bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga bersama-sama. Hanya tinggal, kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka. Suara tangisan mereka semakin nyaring.
Mereka berkata:
Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku.
Kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul.
Mereka berkata:
Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.
Malaikat berkata kepada mereka:
Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka.
Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata:
Kami akan duduk di pintu syurga moga-moga Allah Taala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka.
Demikianlah orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka iaitu Sirat. Ia dipanggil 'Tempat Teropong'. Kaki-kaki mereka akan tergantung di Sirat. Nabi Muhammad s.a.w melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di kalangan yang terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas kepalanya. Apabila bendera Baginda menghampiri pintu syurga, kanak-kanak akan meninggikan tangisan mereka.
Rasulullah s.a.w bersabda:
Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?
Malaikat menjawab:
Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka.
Rasulullah s.a.w bersabda:
Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, InshaAllah.
Nabi Muhammad s.a.w memasuki syurga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan kekal di dalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Taala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita sebahagian daripada mereka.
P/S: MashaAllah, bertapa kasihnya Nabi Muhammad s.a.w ke atas kita. Persoalannya, adakah kita mengasihi Kekasih kita ini? Kasih ini bukan sekadar selawat di mulut, tapi adakah kita mengamalkan sunnahnya? Allahumma Solli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa'ala Ali Sayyidina Muhammad.
*Tak payah tunggu lagi. Nabi yang ramai-ramai sudah jelas akan ke syurga tu pun risau akan dosa mereka, dan mana tahu Ramadhan ni Ramadhan terakhir kita. Jom taubat nasuha, taubat yang sebenar-benar taubat :)
**Feel free to share it. Jazakumullahu khairan kathira ;)